PENGAJARAN REMEDIAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.


Pengajaran remedial mempunyai peranan penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar, khususnya dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Pengajaran remedial merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Beberapa alasan pentingnya pengajaran remedial, dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
1. Warga belajar
2. Pendidik dan pengajar (guru)
3. Proses belajar
4. Pelayanan bimbingan.
Segi-segi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Warga Belajar
Warga belajar (murid) ternayat masih banyak yang mendapatkan nilai prestasi belajar kurang. Misalnya: rata-rata yang dicapai masih jauh di bawah ukuran yang diharapkan. Kenyataan menunjukkan pula bahwa setiap murid mempunyai perbedaan individual dalam proses belajarnya. Ada yang berkemampuan tinggi, sedang ada pula yang rendah, sedang-sedang saja, lambat dan cepat. Di samping itu setiap murid mempunyai pengalaman dan latar belakang yang berbeda satu dengan yang lainnya.Di dalam proses belajar mengajar pada umumnya, guru menggunakan pendekatan yang sama, kadang-kadang melupakan perbedaan individual sehingga keunikan setiap pribadi murid kurang mendapatkan pelayanan. Hal ini dapat mengakibatkan murid mengalami kesulitan belajar. Apabila murid dapt kesempatan belajar sesuai dengan pribadinya diharapkan ia dapat mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Atas dasar hal tersebut pengajaran remedial sangat diperlukan untuk membantu setiap pribadi murid agar mendapat kesempatan memperoleh prestasi belajar yang memadai sesuai dengan kemampuannya.
2. Pendidik dan Pengajar
Pada dasarnya guru bertanggug jawab atas keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti bahwa guru harus bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pendidikan melalui pencapaian tujuan institusional, tujuan kutikuler dan tujuan instruksional. Kenyataan menunjukkan bahwa murid sebagai individu mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu berakibat pula pada keberhasilan murid dalam belajar. Terhadap murid yang belum berhasil, seorang guru bertanggung jawab untuk membantu. Supaya bantuan yang diberikan kepada murid dapat berhasil guna, maka harus melalui suatu proses diagnosis dan diakhiri dengan pengajaran remedial. Berhasil tidaknya seorang guru, dapat dilihat dalam kemampuannya melaksanakan proses belajar mengajar yang sebaik-baiknya, sehingga semua murid dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam melaksanakan tugas, peranan seorang guru bukan hanya sekedar penyampai pengetahuan kepada murid tetapi juga mempunyai peranan sebagai pembimbing yang harus dapat membantu murid memahami dirinya dan mampu mengatasi hambatan-hambatan di dalam dirinya. Dalam kaitan inilah pengajaran remedial merupakan salah satu upaya yang dapat dilaksanakan oleh seorang guru dalam memberikan peluang besar bagi setiap murid untuk dapat mencapai prestasi belajar secara optimal dan maksimal.
3. Proses Belajar
Ditinjau dari segi pengertian proses belajar mengajar, pengajaran remedial diperlukan dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pada dasarnya belajar yang sesungguhnya dapat diartikan sebagai sesuatu proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan.
Adanya gejala kesulitan belajar merupakan indikasi belum adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan, oleh karena itu masih diperlukan proses belajar mengajar khusus yang dapat membantu pencapaian keseluruhan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengajaran remedial mempunyai peranan yang penting terhadap keberhasilan proses belajar mengajar secara keseluruhan.
4. Pelayanan Bimbingan
Pada dasarnya pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kelengkapan dari keseluruhan proses pendidikan. Melalui pelayanan ini diharapkan setiap murid dapat memahami dirinya, memahami kelebihan dan kelemahannya serta harus mampu mengarahkan dirinya untuk mencapai perkembangan yang optimal.
Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling yang sebaik-baiknya, pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk pelayanan bimbingan dan konseling melalui interaksi belajar mengajar. Dengan demikian pengajaran remedial menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan sebaliknya pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat menunjang pelaksanaan pengajaran remedial.
Pada Kurikulum 1999 kebijakan salah satunya adalah konsep pendekatan belajar tuntas. Siswa tidak bisa mengikuti kompetensi berikutnya jika siswa belum menuntaskan kompetensi yang sedang dijalani. Sedang siswa yang memperoleh ketuntasan dan berprestasi melebihi rata-rata dalam konsep kurikulum 1999 ini juga perlu mendapat perhatian khusus oleh guru. Dalam istilah kurikulum 1999 mereka yang belum tuntas perlu mendapatkan pengajaran remedial, sedang mereka yang sudah tuntas dan berprestasi diatas rata-rata perlu mendapatkan pengayaan. Dengan demikian sekolah berkewajiban untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan sesuai dengan lingkungan yang tersedia. Untuk beberapa siswa yang mempunyai prestasi belajar dibawah rata-rata atau norma yang ditetapkan bila dibandingkan dengan prestasi belajar teman-temannya. Berdasarkan prinsip belajar tuntas maka siswa tersebut perlu mendapatkan penangan khusus. Sebagaimana telah disebutkan di atas siswa yang mengalami kejadian tersebut perlu mendapat perhatian dari guru yaitu diberi pengajaran remedial (remedial teaching). Dalam Kamus Bahasa Inggris , kata Remedial berarti : yang berhubungan dengan perbaikan. Dengan demikian yang dimaksud dengan pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat perbaikan, atau pengajaran yang membuat menjadi baik. Dalam belajar mengajar guru melakukan pengajaran dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara optimal. Namun jika ternyata terdapat siswa yang lamban dalam belajar dan prestasi belajarnya rendah maka diperlukan suatu proses belajar mengajar yang dapat membantu siswa agar tercapai hasil yang diharapkan. Pengajaran remedial dilaksanakan setelah diadakan pengajaran biasa (klasikal), dimana siswa (kelompok) yang belum memenuhi standar minimimal yang telah ditentukan pada topik/kompetensi, dikumpulkan tersendiri untuk mendapatkan pengajaran kembali. Dalam pengajaran remedial yang diperbaiki adalah keseluruhan proses belajar mengajar seperti cara mengajar, metode pengajaran, materi pelajaran, alat belajar dan lingkungan belajar. Dalam pengajaran remedial terjadi proses penyembuhan (terapi) pada siswa, jika sudah sembuh maka akan dikembalikan lagi ke kelas semula.
Anonim (1999:34) Pengajaran remedial berbeda dengan proses belajar mengajar biasa dalam segi :
• Tujuan. Pengajaran biasa diarahkan pada penguasaan (matery) bahan secara tuntas sehingga tujuan instruksional maupun tujuan pengiring tercapai secara maksimal. Sedangkan pengajaran remedial lebih diarahkan pada peningkatan penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya siswa yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang mungkin diterima.
• Strategi. Strategi belajar remedial sifatnya sangat individual dalam arti tergantung pada letak masalah yang dihadapi setiap siswa. Metode penyampaian harus bervariasi dan diharapkan disusun secara sistematis dari materi / tugas yang mudah menuju tugas yang sukar.
• Bahan. Bahan pengajaran remedial biasanya dengan penggolongan-penggolongan yang lebih kecil daripada bahan yang dikembangkan untuk pengajaran biasa.
langkah-langkah pengajaran remedial sebagai berikut :
 Menelaah kembali siswa yang akan diberikan bantuan. Kegiatan ini dimaksudkan agar kita memperoleh gambaran berapa lama bantuan harus diberikan, kapan oleh siapa dan sebagainya.
 Alternatif tindakan. Jika sudah mendapat gambaran lengkap. Lalu tentukan alternatif tindakan dapat berupa :
• Disuruh mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberikan arahan terlebih dulu.
• Disuruh mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan belajar mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama.
• Bila kesulitan belajar bukan karena kesulitan belajar, tapi karena faktor lain seperti sikap negatif terhadap guru, situasi belajar dan sebagainya maka siswa perlu dibimbing oleh konselor. Jika sudah mampu mengatasi masalah maka dapat diberi pengajaran remedial.
 Evaluasi Pengajaran Remedial
 Pada akhir kegiatan siswa diadakan evaluasi. Tujuan paling utama adalah diharapkan 75% taraf pengusaan (level of mastery). Bila ternyata belum berhasil maka dilakukan diagnosis dan memperoleh pengajaran remedial kembali.
 Pendekatan Pengajaran Remedial.
a. Pendekatan pencegahan (preventif), dari hasil Pre-test sebelum memulai pengajaran, seorang guru sudah dapat mendeteksi bahwa seorang siswa mungkin akan mengalami hambatan dalam proses belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan upaya mengetahui secara tepat perilaku awal siswa, menggunakan pendekatan multi media dan multi metode dalam proses belajar mengajar.
b. Pendekatan penyembuhan (curative), pendekatan ini diberikan kepada siswa yang sudah nyata mengalami hambatan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Gejala yang terlihat yaitu prestasinya sangat rendah dibandingkan dengan kriteria tingkat keberhasilan yang ditetapkan.
c. Pendekatan perkembangan (development), pendekatan ini menuntut guru untuk memonitor terus-menerus kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung. Setiap ada hambatan segera dan secara terus-menerus. Sehingga dengan demikian guru senantiasa mengikuti perkembangan pada siswanya secara sistematis.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pengajaran remedial itu dimulai dari penelaahan kembali siswa yang mengalami kesulitan belajar, selanjutnya diberikan tindakan alternatif seperti mengulang belajar kembali atau alternatif lainnya sambil dicari penyebab kesulitan belajar siswa, selanjutnya diberikan evaluasi (ulangan) dengan target 75% penguasaan materi. Jika berhasil siswa kembali ke kelasnya untuk mengikuti pengajaran biasa secara klasikal, jika belum berhasil baru diadakan pengajaran remedial. Dalam pengejaran remedial seorang guru dapat menggunakan tiga cara pendekatan yaitu pencegahan (preventif), penyembuhan(curative) dan perkembangan (development). Hal ini memerlukan kesabaran dan ketekunan guru dalam melaksanakan pengajaran remedial, mengingat dalam pengajaran ini guru dituntut untuk memperhatikan perkembangan belajar siswa secara individual. Guru harus mampu mendeteksi siapa-siap saja siswa yang perlu mendapat perhatian dan perlu memperoleh pengajaran remedial. Pengajaran remedial merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan proses bimbingan belajar, dan merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari usaha diagnostik kesulitan belajar – mengajar.
1. Menelaah Kembali Kasus dan Permasalahannya Secara lebih jelas analisis ini merupakan kegiatan pengecekan atau penelitian kembali terhadap beberapa hal sebagai berikut :
• kebenaran dan kelengkapan data yang mendukung pernyataan tentang karakteristik kasus serta permasalahannya.
• Relevansi antara tafsiran dan simpulan dengan data pendukungnya serta konsistensi antara berbagai data satu sama lain.
• Ketepatan prakiraan berdasarkan hasil diagnosis yang didukung oleh data yang relevan.
• Visibilitas dari setiap alternatif pengajaran remedial yang direkomendasikan.
2. Menentukan Alternatif Pilihan Tindakan Dari telaah yang telah dilakukan pada
langkah pertama, akan diperoleh simpulan mengenai hal pokok, yaitu :
• karakteristik khusus yang akan ditangani secara umum dapat dikategorikan pada salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu :
a. kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan hanya memiliki kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan pola strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien.
b. kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan disamping memiliki kesulitan dalam mengembangkan dalam menemukan dan mengembangkan pola strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien itu, juga dihadapkan pada hambatan ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis dalam penyesuaian dengan dirinya dan lingkunga.
c. kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan telah memiliki kecenderungan ke arah kemampuan menemukan dan mengembangkan pola-pola strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien, namun terhambat oleh kondisi ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis, dan faktor instrumental-environmental lainnya.
Sebagai dasar pertimbangan yang fundamental dalam proses pengambilan keputusan ini, antara lain beberapa prinsip berikut :
o Efektifitas, dalam artian lebih mampu untuk mencapai tujuan pengajaran remedial yang diharapkan.
o Efisiensi, dalam arti lebih memerlukan usaha dan pengorbanan serta fasilitas seminimal mungkin dengan hasil yang diharapkan semaksimal mungkin.
o Keserasian, dalam arti keseuaian dengan : – jenis karakteristik, intensitas, dan latar belakang permasalannya, – jumlah, jenis, dan sifat kepribadian khusus, – tingkat penguasaaan teori, kemahiran praktek, dan sifat kepribadian guru yang akan menanganinya, – kesediaan daya dukung fasilitas teknik yang diperlukan, – kesediaan daya dukung sarana penunjang / lingkungan yagn diperlukan, – waktu dan kesempatan yang tersedia pada pihak-pihak yang bersangkutan.
d. Layanan Bimbingan dan Konseling / Psikoterapi
o Dalam prakteiknya, langkah ini mungkin sampai batasan tertentu yang masih ditangani guru sendiri (bagi yang sudah berpengalaman), namun mungkin sesekali dibantu oleh pihak lain (petugas BK, wali kelas, psikolog, dokter, dll.).
o Diantara sekian banyak masalah yang msaih dapat ditangani oleh guru pada umumnya antara lain:
a. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kurangnya minat dan motivasi belajar, cara untuk mengatasinya menurut Woodworth dan Marquis, 1957:331-338, antara lain : Hindari saran dan pernyataan negatif yang dapat mlemahkan motivasi belajar siswa, Ciptakan situasi kompetitif sesama siswa yang sehat, Brikan dorongan pada siswa dengan memberikan informasi yang telah dicapainya dari waktu ke waktu, Berikan kesempatan pada siswa untuk mendiskusikan aspirasinya secara rasional, Berikan pujian pada siswa agar dia bersemangat, Berikan sanksi atau hukuman atas kelalaian dengan bijak dan adil, Tunjukkan manfaat dari pelajaran bagi siswa baik untuk satt ini maupun nanti.
b. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran, dan situasi belajar. Cara untuk mengatasinya antara lain : – ciptakan iklim yang sehat dalam kelas, berikan kesempatan memperoleh pengalaman yang memuaskan bagi siswa, meskipun dengan prestasi yang minim.
c. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kebiasaan belajar yang salah, cara untuk mengatasinya antara lain : – tunjukkan akibat dari kesiasaan buruknya terhadap prestasi belajar, – berikan kesempatan masa transisi untuk berlatih dengan pola kebiasaan baru dan meninggalkan kebiasaan lama yang salah.
d. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang ketidakserasian antara kondisi objectif instrumental input dengan lingkungan, cara untuk mengatasinya antara lain :
– bimbingan informasi dalam program / bidang studi, bahan / sumber, strategi / metode / teknik belajar rasional, – diskusi atau kerja kelompok,
– proyek kegiatan bersama di kelas, karyawisata, dsb.
Sebagai indikator atas keberhasilan cara – cara diatas Robinson 1950:96, menyatakan :
 menunjukkan minat untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapinya,
 bersedia untuk bekerja sama dengan pihak lain (guru, BK, dsb.) untuk membantu memecahkan masalahnya,
 mulai bersikap terbuka,
 mulai tampak kemampuan menyadari masalahnya secara realitas,
 mulai tampak kemampuan untuk memilah, menimbang, mengembangkan, dan memilih alternatif pemecahan masalahnya,
 menunjukkan kesediaan dan kesanggupan untuk melakukan alternatif indakan lebih lanjut yang dipilihnya.
3. Melaksanakan Pengajaran Remedial Seperti yang telah dijelaskan, sasaran pokok dari setiap pengajaran remedial ini adalah tercapainya prestasi dan kemampuan penyesuain diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
4. Mengadakan Pengukuran Prestasi Belajar Kembali Setelah pengajaran remedial dilakukan, seharusnya dilihat ada tidaknya perubahan pada diri siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran kembali, hasil pengukuran ini diharapkan memberikan informasi terhadap perkembangan siswa, baik kuantitif maupun kulaitatif. Adapun cara yang digunakan sebaiknya sama dengan post-test atau tes sumatif dari proses belajar mengajar.
5. Mengadakan Re-Evaluasi dan Re-Diagnostik Hasil dari pengukuran tersebut hendaknya perlu dipertimbangkan lagi dengan menggunakan cara dan kriteria untuk proses belajar mengajar utama. Hasil dari pertimbangan ini akan melahirkan tiga simpulan, yaitu :
a. Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan penyesuaian diri dalam mencapai keberhasilan yang diharapkan.
b. Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan penyesuaian diri, namun belum sepenuhnya mencapai keberhasilan yang diharapkan.
c. Kasus belum meunjukka perubahan yang berarti.
6. Remedial Pengayaan dan atau Pengukuhan (Tambahan) Langkah ini bersifat kondisional, sasaran pokok langkah ini adalah agar hasil remedial itu lebih sempurna dengan diadakan pengayaan (enrichment) dan pengukuhan (reinforcement). Berbagai bentuk cara dan instrument dapat digunakan, misalnya : dengan penguasaan untuk pemecahan soal tertentu, pengajaran proyek kecil tertentu, dsb. Hasilnya harus dilaporkan kembali pada guru untuk dinilai seperunya sebelum selesai atau diperkenankan melanjutkan ke program proses belajar mengajar selanjutnya. Asumsi – Asumsi Yang Mendasari Prosedur Pengajaran Remedial Pengembangan prosedur sistem pengajaran remedial didasari pokok-pokok pikiran yang berlaku untuk prinsip belajar tuntas (mastery learning).
Pokok-pokok pikiran yang dimaksud adalah :
a. Terdapat keragaman indiviadual dalam kemampuan (kecepatan belajar),
b. Sampai batas normal tertentu, setiap individu dapat mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) prestasi belajar tertentu.
c. Proses belajar mengikuti asas keseimbangan (continuess progress). Beberapa pokok pikiran itu adalah sauatu alternatif prosedur agar dapat dipilih sehingga akan diketahui kapan harus dimulai dan diakhirinya pengajaran remedial yang dimaksudkan.
Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial.
1. Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial Yang Bersifat Kuratif Tindakan pengajaran dikatakan sifat kuratif kalau dilakukan setelah program Proses Belajar Mengajar (PBM) utama selesai diselenggarakan. Program PBM dapat diartikan sebagai program untuk tiap pertemuan, unutk satuan unit bahan pelajaran atau satuan waktu (mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, tahunan, dsb.) tertentu. Sasaran pokok dari tindakan ini adalah agar siswa yang prestasinya rendah diusahakan dapat suatu saat dapat memenuhi kritetiria keberhasilan minimal. Dan sedangkan siswa yang telah mencapai kriteria keberhasilan minimal, suatu saat dapat diperkaya atau lebih ditingkatkan lagi. Untuk mencapai sasaran pokok tersebut para ahli telah mengembangkan beberapa teknik pendekatan seperti pengulangan (repetition), pengayaan (enrichment), dan pengukuhan (reinforcement) serta percepatan (acceleration)
2. Strategi dan Pendekatan Yang Bersifat Preventif Jika dalam pendekatan kuratif, tindakan rmedial bertolak dari hasil post teaching diagnostic, berdasarkan data hasil pre-test / sumatif, maka pndekatan preventif bertolak belakang dengan pre-test atau test of entering behaviors. Maka siswa dapat diidentifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :
– Siswa normal,
– Siswa cepat,
– Siswa lambat.
Dari ketiga perkiraan tersebut, maka setidaknya ada tiga teknik pembelajaran yang bersifat remedial, yaitu :
a. Layanan Kelompok Belajar Homogen Program pembelajaran pada ketiga kelompok siswa tersebut, ruang lingkupnya ekuivalen, tetapi diorganissasikan secara relaitf berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada cara menenangkannya, contoh-contohnya, soal-soal / tugas, dsb. Misalnya untuk siswa cepat, tingkat kesukarannya lebih tinggi dari siswa normal dan siswa lambat. Yang terpenting adalah bagaimana kelompok siswa itu dapat meyelesaikan pembelajaran pada waktu yang bersamaan sehingga mereka dapat mengikuti test sumatif pada waktu yang bersamaan.
b. Layanan Pembelajaran Individual Pada dasarnya konsep ini sama dengan diatas, yaiut penyesuaian dengan kondisi objectif siswa. Pada teknik ini setiap individu mempunyai program tersendiri. Siswa mempunyai kebebasan melakukan kegiatan-kegiatan atau berkonsultasi dengan gurunya, tidak terikat dengan keharusan mengikuti jam belajar seperti biasa di kelas. Siswa hanya terikat pada batas waktu akhir periode pelajaran yang ditetapkan, seperti triwulan, semesteran, dsb. Meskipun siswa belajar individual, tetapi harus mengikuti test sumatif tertentu yang telah diorganisasikan secara baku. Program ini sangat ccocok untuk system pembelajaran dengan modul
c. Layanan Pembelajaran Secara Kelompok Pada teknik ini siswa berada pada satu kelas yang sama dan pada program pembelajaran yang sama pula. Namun bagi siswa yang mempunyai kesulitan tertentu, telah disediakan tempat, waktu untuk pelayanan remedial secara khusus. Begitu juga dengan siswa yang cepat, juga disediakan program pengayaan khusus. Setelah selesai dengan program remedial atau pengayaan, para siswa kembali dalam kelompok belajar utama bersama-sama dengan teman sekelasnya. Pada akhirnya mereka juga harus menempuh post-test atau test sumatif secara bersamaan pula. Teknik ini sesuai bila diterapkan pada system pembelajaran klasikal, dan teknik ini biasa digunakan guru di sekolah walaupun belum dilaksanakan sebagai mana mestinya.
3. Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial Bersifat Pengembangan (Development) Sasaran utama pendekatan ini adalah agar siswa bisa menghadapi hambatan / kesulitan yang mungkin dialaminya selama melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar. Mereka diberi bantuan segera(immediate treatment) dari waktu ke waktu selama berlangsung pembelajaran. Harapan dari teknik ini adalah siswa diharapkan akan menyelesaikan program secara tuntas sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Agar strategi dan teknik pendekatan ini dapat diopersionalkan secara teknis dan sistematis, diperlukan adanya pengorganisasian program pembelajaran / PBM yang sistematis, seperti sistem pembelajaran berprogram, system modul, self instructional audio tutorial system. Dengan demikian, proses layanan diagnostic dan remedial dapat dilakukan dari unit ke unit secara teratur.

Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar misalnya tidak mampu menyerap bahan pembelajaran dengan baik, tidak dapat konsentrasi dalam belajar, tidak mampu mengerjakan tes dan sebagainya. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga prestasi belajarnya rendah, maka guru atau konselor harus memberikan layanan bimbingan dengan baik. Layanan tersebut lebih dikenal dengan pengajaran remedial.
Bagi peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar tidak berarti harus didiamkan saja, mereka juga perlu mendapatkan penanganan tersendiri, kalau tidak mereka akan mengalami penyimpangan karena kepuasan intelektual mereka tidak terpenuhi. Layanan bimbingan belajar bagi peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar lebih dikenal dengan pengayaan atau enrichement.
Pengajaran remedial merupakan kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan program pembelajaran. Melalui program remedial, guru breusaha membantu peserta didik untuk mencapai kesuksesan belajar secara optimal.
Remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat kuratif (penyembuhan) dan atau korektif (perbaikan). Pengajaran remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan atau memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi penghambat atau yang dapat menimbulkan masalah atau kesulitan dalam belajar bagi peserta didik.
Menurut Warkitri dkk. (1990), pengajaran remedial sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena :
a. Tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai kemampuannya.
b. Adanya kesulitan belajar berarti belum dapat tercapai perubahan tingkah laku siswa secara bulat sebagai hasil belajar
c. Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut diperlukan suatu teknik bimbingan belajar. Salah satu teknik bimbingan belajar adalah pengajaran remedial
Dengan demikian dalam pengajaran remedial, guru harus mampu menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan diri.

B. FUNGSI REMEDIAL DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK

Secara umum, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa mencapai mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Secara khusus, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.
Pengajaran remedial merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses pembelajaran, mempunyai banyak fungsi dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, antara lain :
a. Fungsi korektif, adalah usaha untuk memperbaiki atau meninjau kembali sesuatu yang dianggap keliru.
b. Fungsi pemahaman, dalam pengajaran remedial terjadi proses pemahaman terhadap pribadi peserta didik, baik dari pihak guru, pembimbing, maupun peserta didik itu sendiri.
c. Fungsi penyesuaian, dalam pnegajaran remedial peserta didik dibantu untuk belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki sehingga tidak merupakan beban bagi peserta didik.
d. Fungsi pengayaan, dalam pengajaran remedial guru berusaha membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar dengan menyediakan atau menambah berbagai materi pengajaran yang tidak atau belum disampaikan dalam pengajaran biasa.
e. Fungsi akselerasi, dalam pengajaran guru berusaha mempercepat pengajaran dengan menambah frekuensi pertemuan dan materi pengajaran.
f. Fungsi terapeutik, pengajaran remedial mengandung unsur terapeutik karena secara langsung atau tidak langsung berusaha menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan peserta didik.
Terdapat pendekatan-pendekatan dalam pengajaran remedial, antara lain :
1. Pendekatan kuratif dalam pengajaran remedial
Pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran yang pokok selesai dilaksanakan dan dievaluasi, guru akan menjumpai beberapa bagian dari peserta didik yang tidak mampu menguasai seluruh bahan yang disampaikan. Pelaksanaan pendekatan kuratif dapat dilakukan dengan cara :
a. Pengulangan (repetation), dapat dilakukan setiap akhir jam pertemuan, akhir unit pelajaran atau setiap pokok bahasan.
b. Pengayaan dan pengukuhan (enrichment dan reinforcement),
Layanan pengayaan dapat ditujukan kepada peserta didik yang mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin peserta didik tersebut cerdas. Dapat dilakukan dengan memberikan pekerjaan rumah atau pekerjaan di kelas pada saat pelajaran berlangsung.
c. Percepatan (acceleration)
Layanan percepatan ini diberikan kepada peserta didik yang berbakat namun menunjukkan kesulitan psikososial.
2. Pendekatan preventif dalam pengajaran remedial
Pendekatan preventif diberikan kepada peserta didik yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan program yang akan ditempuh. Guru meng-klasifikasikan kemampuan siswa didik menjadi tiga golongan, yaitu peserta didik yang mampu menyelesaikan program sesuai waktu yang ditentukan, peserta didik yangdiperkirakan akan mampu menyelesaikan program lebih cepat dari waktu yang ditentukan, dan peserta didik yang tidak dapat menyelesaikan program sesuai waktu yang ditentukan.Sesuai penggolongan tersebut maka teknik layanan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Kelompok belajar homogen, dalam kelompok ini peserta didik diberi pelajaran, waktu, dan tes yang sama.
b. Kelompok individual, pengajaran disesuaikan dengan keadaan peserta didik, sehingga setiap peserta didik mempunyai program tersendiri.
c. Layanan pengajaran dengan kelas khusus, peserta didik mengikuti program pembelajaran yang sama dalam satu kelas. Peserta yang mengalami kesulitan dalam bidang tertentu disediakan kelas khusus remedial. Bagi yang cepat belajarnya disediakan program pengayaan.
3. Pendekatan pengembangan dalam pengajaran remedial
Pengajaran remedial yang bersifat pengembangan merupakan upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya pembelajaran. Sasarannya agar peserta didik dapat segera mengatasi hambatan-hambatan yang dialami selama mengikuti pembelajaran.

Dalam pengajaran remedial juga terdapat beberapa metode. Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak lanjut.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu :
a. Metode pemberian tugas.
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Jenis dan sifat tugas harus sesuai dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan belajar yang yang dihadapi peserta didik.
b. Metode diskusi
Diskusi adalah suatu bentuk interaksi antarindividu dalam kelompok untuk membahas suatu masalah. Diskusi digunakan dalam pengajaran remedial untuk memperbaiki kesulitan belajar dengan memanfaatkan interaksi individu dalam kelompok.
c. Metode tanya-jawab
Tanya jawab dalam pengajaran remedial dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dengan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tanya jawab dilakukan secara individu maupun secara kelompok dengan peserta didik.
d. Metode kerja kelompok
Kerja kelompok dalam pengajaran remedial diusahakan agar terjadi interaksi diantara anggota dalam kelompok. Kelompok sebaiknya heterogen artinya dalam satu kelompok terdiri dari pria dan wanita, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar. Metode ini dapat meningkatkan pemahaman diri masing-masing anggota, minat belajar dan rasa tanggung jawab peserta didik.
e. Metode tutor sebaya
Tutor sebaya ialah peserta didik yang ditunjuk untuk membantu teman-temannya atau peserta didik lainnya yang mengalami kesulitan belajar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tutor sebaya adalah :
• Mendapat persetujuan dari peserta didik yang mengikuti program perbaikan
• Mempunyai prestasi akademik yang baik, kreatif, dan dapat menerangkan bahan yang dibutuhkan oleh peserta didik yang mengikuti program perbaikan
• Tidak sombong, sabar, telaten, hubungan sosialnya bagus, tidak pelit, dan suka menolong sesama teman
f. Metode pengajaran individual
Pengajaran individual dalam pengajaran remedial yaitu proses pembelajaran yang hanya melibatkan seorang guru dan seorang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Metode ini sangat intensif karena pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan kesulitan dan kemampuan peserta didik. Pengajaran individual bersifat penyembuhan artinya memperbaiki cara belajar, dengan mengulang bahan pelajaran yang telah diberikan atau latihan mengerjakan soal atau mungkin memberikan materi baru.

4 respons untuk ‘PENGAJARAN REMEDIAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.

Tinggalkan komentar